Rhara blog's

Minggu, 14 Desember 2008

Tubuh Sexy Bikin Sehat

Kondisi fisik kita adalah salah satu indikator kesehatan kita. Misalnya kurus atau gemuknya seseorang. Jika tubuh seseorang terlampau kurus, besar kemungkinan ia kekurangan gizi. Sebaliknya, jika tubuh seseorang terlampau gemuk maka ia akan lebih berisiko terserang berbagai macam penyakit. Yang bagus tentu saja jika seseorang memiliki ukuran tubuh normal atau ideal.

Penanda pertama kondisi fisik kita adalah Indeks Massa Tubuh (IMT), yang didefinisikan sebagai berat badan (dalam kg) dibagi kuadrat tinggi badan (dalam meter). Untuk laki-laki, jika IMT seseorang kurang dari 18 maka ia dikatakan kurus. IMT 18 sampai 25 berarti normal. 25 sampai 27 berarti gemuk. Dan apabila IMT seseorang lebih dari 27 maka ia dinyatakan menderita obesitas. Saya sendiri memiliki tinggi badan 1,695 meter dan berat badan 58 kg. Sehingga, IMT saya adalah 58/(1,695)(1,695) = 20,2. Wah, nilai ini betul-betul pas berada di tengah-tengah antara 18 sampai 25. Berarti, tubuh saya terkategori normal. Alhamdulillah!

Penanda kondisi fisik kita yang lainnya adalah berat badan ideal. Jika BBideal adalah berat badan ideal dan TB adalah tinggi badan, maka BBideal bisa dihitung dengan rumus BBideal = (TB - 100) - 0,1 (TB - 100). Sehingga untuk tubuh setinggi saya BBideal-nya adalah BBideal = (169,5 - 100) - 0,1 (169,5 - 100) = 62,55 kg, atau setara dengan IMT 21,8. Hmm, sedikit diatas yang saya miliki. Nggak apa-apa lah, hitung-hitung untuk faktor keamanan.

Disamping itu, kita juga bisa menandai kondisi fisik kita dari lingkar perut yang kita miliki. Batas maksimal lingkar perut menurut beberapa versi adalah 90 cm . Artinya, lingkar perut kita jangan sampai lebih dari 90 cm. Adapun saya sendiri memiliki lingkar perut sebesar 71 cm.

Kondisi fisik kita bisa juga ditandai dengan denyut nadi saat istirahat (resting heart rate). Resting heart rate diukur ketika tubuh dalam keadaan santai. Yang paling baik adalah diukur ketika baru saja bangun tidur. Resting heart rate ini merepresentasikan seberapa fit kondisi tubuh seseorang. Makin rendah besarannya berarti makin fit kondisi tubuh. Untuk kondisi normal, besarnya menurut beberapa versi adalah antara 50 sampai 100 denyut per menit. Ada juga yang bilang 60 sampai 80 denyut per menit. Jika resting heart rate seseorang melebihi batas atas range tersebut, itu artinya jantungnya bekerja terlalu keras untuk memompa darah ke sekujur tubuhnya. Dan dalam keadaan seperti ini, seseorang lebih mudah mengalami penyakit jantung, stroke dan semacamnya.

Adapun jika seseorang memiliki resting heart rate yang sangat rendah, itu berarti jantungnya sangat efisien: hanya perlu sedikit usaha bagi jantung untuk memompa darah ke sekujur tubuh. Resting heart rate yang rendah bisa dicapai dengan memperbanyak olahraga aerobik, yang akan memperkuat otot-otot jantung. Ketika jantung memiliki otot-otot yang kuat, maka ia hanya butuh sedikit usaha untuk bisa memompa darah ke seluruh tubuh. Resting heart rate kurang dari batas bawah range normal biasanya hanya dimiliki oleh para atlet yang baik.

Resting heart rate saya 48 denyut per menit diukur dalam keadaan santai di siang hari, dan 44 denyut per menit diukur selepas bangun tidur. Range 44-48 denyut per menit, atau rata-rata 46 denyut per menit. Wah, ini sudah termasuk resting heart rate-nya atlet nih, soalnya dibawah 50. Alhamdulillah. Resting heart rate Anda berapa?

Untuk mengukur denyut nadi, Anda bisa menekan urat pergelangan tangan atau urat leher Anda. Lakukan dengan jari telunjuk Anda. Hitunglah jumlah denyut nadi Anda selama 15 detik, lalu hasilnya kalikan 4. Itulah denyut nadi Anda per menit.

Selain berbagai penanda kondisi fisik diatas, masih ada lagi penanda yang lain: VO2 max, yang didefinisikan sebagai kemampuan maksimal tubuh kita untuk mengabsorbsi oksigen. VO2 max yang semakin besar menunjukkan semakin kuat dan fitnya tubuh seseorang. Hanya saja, pengukuran VO2 max ini sepertinya agak susah.

0 komentar:

Template by : auraipank.blogspot.com